Spesialis Menerbitkan Al-Qur'an & Buku Islam Sejak Tahun 2004

Resensi Ihya Ulumuddin Bab Menjemput Kematian

Resensi Buku Metode Menjemput Kematian

BEST SELLER
Penulis: Imam Al-Ghazali
Judul Asli: “Dzikir al maut wa ma badahu”
Ukuran: 15.5 X 24 Cm
Tebal: X + 142 hlm
Harga: 40.000

Kitab Ihya Ulumuddin hasil guratan pena teolog Islam paling terkemuka, Imam Al Ghazali, iakui sebagai karya besar yg sulit dicari tandingannya. Skala prestisenya sering diungkap oleh para ulama dlm kalimat ringkas;

“Seandainya semua buku tentang Islam hilang, kecuali Ihya, niscaya cukuplah itu bagi umat muslim”

Bukan hanya terjemahannya yg demikian berserak, telaahnya pun demikian banyak. Membayangkannya, setiap paragraf atau halamannya bahkan dapat menjadi sebuah buku baru. Sedangkan kitab ini terdiri dr puluhan ribu halaman.

Tak heran karya manusia unggul bernama lengkap Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Ath Thusi, Abu Hamid Al Ghazali (Adz Dzahabi, Siyar A’lam Nubala’ 19/323 & As Subki, Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/191) ini menjadi salah satu kitab di dunia yg paling banyak dibahas, didiskusikan, & dijadikan rujukan.

Kitab Ihya Ulumuddin terdiri dr empat pembahasan atau Rubu’, yakni Rubu’ Ibadah, Rubu’ Adat Kebiasaan, Rubu’ Al-Muhlikat (Perbuatan yg Membinasakan), & Rubu’ Al-Munjiyat (Perbuatan yg Menyelamatkan). Setiap pembahasan terdiri dr 10 kitab.

Buku “Metode Menjemput Kematian (Menyikapi Kematian dlm Perspektif Sufistik)” adalah terjemahan dr kitab ke-10 pembahasan Al-Munjiyat (Perbuatan yg Menyelamatkan), atau kitab penutup Ihya Ulumuddin. Diterjemahkan oleh Ahsin Mohammad dr versi bahasa Inggris berjudul “The Remembrance of Death and The AfterLife” (The Islamic Text Society, Cambridge, Inggris, 1989).

Baca pula: 10 Rekomendasi Buku Islami Terbaik

Salah satu keistimewaan kitab Ihya adalah kemampuan Imam Al Ghazali memaparkan pengetahuannya ke dlm tingkat bahasa yg dapat dipahami banyak orang. Begitu pun dgn buku ini, dlm pengantarnya, penerjemah mengatakan “Metode Menjemput Kematian” ditulis dgn bahasa yg dapat dipahami, tak ditemukan simbolisme esotoris.

Dalam spiritualitas dikenal dgn dua tipe pemahaman spiritual, pertama “Eksoteris” (Bahasa Lahir) & “Esoteris” (Bahasa Batin). “Eksoteris” yaitu melihat kulit atau terikat aspek fisik. Sedangkan “Esoteris” merujuk pada hakikat dibalik segala sesuatu.

Tafsir esotoris yg disampaikan dlm buku ini tak berupa simbol-simbol yg sulit dipahami. Dalam bab ketiga misalnya, Imam Ghzali menggambarkan dgn gamblang betapa luar biasa sakitnya saat sakratul Kematian.

Rasa sakit yg dirasakan selama sakratul Kematian begitu menghujam jiwa & menyebar ke seluruh anggota tubuh. Orang yg merasakan sakratulKematian merasakan dirinya ditarik-tarik & dicerabut setiap urat syarafnya, setiap urat nadinya, persendian, hingga akar-akar rambut.

Rasa sakit sakratulmaut nyaris tak dapat dibayangkan akal. Lebih sakit dr tusukan tombak, atau sabetan pedang. Para syuhada pada masa perang tatkala itu, bahkan memilih mati ditusuk 300 pedang drpada melewati sakratul maut di tempat tidur.

Imam Al Ghazali menulis, janganlah kau bertanya tentang pahitnya & getirnya kematian tatkala terjadi sakratulmaut. Karena itulah Rasullulah SAW bersabda, “ Ya Allah Tuhanku, ringankanlah sakratulmaut bagi Muhammad.” Sakitnya selama sakratulmaut dibahas penuh dlm salah satu bab.

Baca pula: Katalog Buku Islam Penerbit Jabal

Hari kematian, hari kebangkitan, hari perhitungan, & hari peruntungan manusia atas surga & neraka, haruslah menjadi perhatian & tujuan setiap manusia yg berakal. Setiap manusia akan merugi jika kefanaan dunia ini justru menjadi pusat perhatian dlm hidupnya.

Imam Al Ghazali mengajak manusia untuk menjadikan bumi sebagai tempat tidurnya, cacing sebagai karibnya, Munkar & Nakir teman-temannya, kuburan tempat tinggalnya & perut bumi tempat peristirahatannya, kebangkitan perjanjiannya, & surga neraka sebagai peruntungannya.

Tak layak ia melakukan persiapan atau rencana selain untuk menyambutnya. Semua harapan, kepedulian, energi, penantian, & antisipasi harus dikerahkan untuknya semata. Sangatlah benar jika ia menyadari dirinya termasuk di antara mereka yg telah mati & sebagai salah seorang penghuni alam kubur, sebab semua yg akan datang adalah dekat, sedangkan yg jauh tak akan pernah datang.

Nabi Saw. telah bersabda, “Orang yg cerdas adalah orang yg mengadili dirinya sendiri & beramal baik untuk kehidupan akhirat.” Namun mengadakan persiapan untuk menghadapi sesuatu tak akan mudah, kecuali jika ingatan tentang hal itu senantiasa diperbarui dlm hati. Dan buku ini semata-mata ingin mengajak manusia mengingat-ngingat kematian.

Baca Juga: Penerbit Alquran, Percetakan Alquran, Penerbit Buku Islam & Grosir Buku Islam

Persoalan kematian, dgn sebab & akibatnya, kondisi alam akhirat, kebangkitan, surga & neraka, kami nyatakan harus terus diingat & direnungkan oleh hamba Allah, agar menjadi motivasi untuk berbekal diri. Ini karena perjalanan menuju akhirat telah hampir tiba, & usia hanya tinggal sedikit. Namun, manusia umumnya melalaikan hal ini.

Buku “Metode Menjemput Kematian” lagi-lagi menyeret kita kembali pada kesadaran batin. Dunia yg fana & akhirat yg abadi, adalah dua tempat yg sudah, sedang, & akan ditempati manusia. Namun, percayalah, dunia yg fana ini bukanlah tempat kita selamanya. Bersiaplah kita menuju kematian.

[ Baca Juga : Rekomendasi Percetakan AlQuran Terbaik ]

Keranjang belanja

Tidak ada produk di keranjang.

Kembali ke toko
penerbit alquran

Penerbit Jabal

Selamat datang di Penerbit Jabal. Kami siap membantu semua kebutuhan Anda

Ada yang bisa kami bantu?